ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
KELAS
5 SEMESTER 2
PERJUANGAN PARA TOKOH DAERAH DALAM
MELAWAN PENJAJAH
A. PENJAJAHAN BELANDA DI INDONESIA
1. Jatuhnya
Daerah-Daerah di Wilayah Nusantara ke dalam Kekuasaan
Pemerintah Belanda
Sebelum dijajah bangsa asing ,
Indonesia terdiri atas beberapa kerajaan yang merdeka. Diantara
kerajaan-kerajaan itu ada yang kekuasaannya meliputi seluruh Nusantara ,
seperti kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Kekayaan hasil alam Indonesia berupa
rempah-rempah menarik bangsa asing untuk datang ke Indonesia. Seperti Portugis,
Spanyol, Inggris, Belanda, dan Jepang.
Portugis
merupakan bangsa asing yang pertama masuk ke Indonesia . Mereka mendarat di
kepulauan Maluku yang kaya rempah-rempah pada tahun 1511 dan akhirnya menguasai
perdagangan di Pulau tersebut. Tak lama kemudian Bangsa Spanyol juga datang ke
Maluku pada tahun 1521.
Tahun 1596 , Belanda datang ke
Indonesia , dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Mendarat di Kepulauan Banten,
Jawa Barat. Mereka ingin menguasai perdagangan di tanah air kita. Kemudian
Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang disebut VOC ( Vereenigde Oost
Indische Compagnie ) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur.
Dari
Banten, Belanda terus berusaha untuk meluaskan kekuasaannya sehingga berhasil
menguasai Nusantara. Dengan cara menghasut dan memfitnah , bangsa Belanda
dengan mudah berhasil mewujudkan keinginannya untuk menguasai wilayah
Nusantara. Politik adu domba dijalankan oleh Belanda dengan memanfaatkan para
raja dan pembantu dekat raja , sehingga terjadi konflik diantara mereka. Mereka
juga tergiur dengan iming-iming harta dari kaum penjajah, tanpa menyadari bahwa
kedatangan mereka tersebut akan menyengsarakan rakyatnya.
2.
Sistem Kerja Paksa dan Penarikan Pajak Yang Memberatkan Rakyat
Kerja paksa pada masa penjajahan
Belanda disebut Kerja Rodi. Rakyat Indonesia dipaksa bekerja Untuk membuat
jalan raya dari Anyer sampai Panarukan tanpa mendapatkan upah. Proyek
pembangunan jalan sepanjang 1000 km yang terbentang dari ujung Jawa Barat
sampai Jawa Timur itu dipimpin oleh seorang Jendral Belanda yang bernama
Daendels. Itulah sebab mengapa jalan tersebut di sebut dengan Jalan Daendels.
Selama pembangunan jalan, banyak korban yang mati karena kelaparan , kehausan,
atau karena dicambuk. Selain itu masih banyak kerja paksa yang dilakukan oleh
Belanda, seperti membangun jembatan, menebang kayu dan pembuatan tempat-tempat
pertahanan yang semuanya itu adalah untuk kepentingan penjajahan Belanda.
Disamping
kewajiban kerja paksa, penjajah Belanda juga menerapkan sistem tanam paksa yang
diciptakan oleh Van Den Bosch. Dalam sistem ini rakyat harus menyediakan
sebagian tanahnya untuk ditanami tanaman-tanaman yang laku dijual di Eropa,
seperti kopi, tembakau, tebu, dan lain-lain. Hasil tanaman ini harus diserahkan
kepada pemerintahan Belanda untuk dibeli dengan harga yang telah ditetapkan.
Tanah yang digunakan untuk tanam paksa dibebaskan dari pajak tanah. Bagi mereka
yang tidak mempunyai tanah harus bekerja di kebun perusahaan pemerintah selama
65 hari tiap tahunnya. Karena ketidakadilan ini, sistem tanam paksa banyak
mendapat kecaman dari bangsa Belanda itu sendiri.Salah satu kecaman ini datang
adri Eduard Douwes Dekker, yang terkenal dengan nama samaran Multatuli. Pada
tahun 1860 ia menulis buku yang berjudul “ Max Havelaar “ yang berisi lukisan
penderitaan rakyat pada waktu itu.
Penjajah
juga selalu berusaha memaksakan monopoli dagangnya dimana-mana dengan berbagai
cara. Para pedagang Indonesia dilarang mengadakan hubungan dagang dengan bangsa
lain selain Belanda.
3. Perjuangan Para
Tokoh Daerah Untuk Mengusir Penjajah
A. Perjuangan Sultan Agung
Adalah
raja mataram yang paling terkenal. Untuk mengusir belanda, Sultan Agung
mengerahkan 10.000 prajurit ke Batavia, namun serangan ini gagal. Sebab, Belanda
mendapat bantuan dari daerah lain.
Belajar dari kegagalan yang pertama
, tahun 1629 Sultan Agung menyerang lagi, namun serangan ini pun mengalami
kegagalan, karena belanda membakar gudang-gudang beras persediaan bahan makanan
bagi prajurit mataram. Akibatnya prajurit mataram kekurangan bahan makanan dan
terjangkit berbagai macam penyakit.
Walaupun
telah 2 kali mengalami kegagalan , Sultan Agung telah menujukan kepada Belanda
bahwa bangsa Indonesia tidak mau dijajah. Beliau berjuang untuk kepentingan
bangsa dan negara.
B. Perjuangan Pattimura
Pattimura adalah pahlawan dari
Maluku. Belannda menguras semua hasil alam yang dimiliki Kepulauan Maluku,
seperti Rempah-rempah, akibatnya rakyat hidup sengsara dan menderita. Melihat
hal itu Pattimura bangkit memimpin rakyat Maluku untuk mengusir Belanda.
Pasukan Pattimura berhasil merebut benteng Duursted pada tanggal 16 Mei 1817.
Dalam peristiwa ini menewaskan Residen Van Den Berg dan sebagai balasan atas
kekalahannya ,Belanda mendatangkan bala bantuan yang lebih banyak dan dengan
senjata lengkap untuk merebut benteng itu kembali.
Pattimura
pantang menyerah dan tidak takut terhadap Belanda. Dengan bantuan seorang
pahlawan putri yang bernama Kristina Matra Tiahahu, pattimura bersama rakyat
berjuang terus untuk mengusir Belanda. Namun pattimura berhasil ditangkap oleh
Belanda dan kemudian dibujuk untuk bekerjasama , namun ditolak dengan tegas.
Akibat penolakan ini, Belanda memutuskan untuk menghukum gantung pattimura dan
pattimurapun berkata dengan lantang : “ Pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi
pattimura-pattimura muda akan bangkit.”
C. Perjuangan Untung Suropati
Wilayahnya dari Jawa Tengah sampai
Jawa Timur. Perlawanan Untung Suropati dipicu oleh ketidak adilan dan
penghianatan bangsa Belanda terhadap Bangsanya. Perlawanannya dimulai tahun
1686 di Jawa Barat, kemudian diteruskan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di jawa
Tengah Untung Suropati mendapat bantuan dari Sunan Amangkurat II . Dikartasura,
Untung suropati berhasil mengusir pasukan Belanda dan membunuh pimpinannya
Kapten Tack. Setelah sebagian daerah Jawa Timur berhasil dikuasai, Untung
Suropati kemudian mengangkat dirinya sebagai adipati Wiranegara. Pusat
pemerintahannya di Bangil, Jawa Timur. Kedudukan Untung Suropati semakin kuat
setelah Amangkurat III menggabungkan diri.
Tahun1706
dibantu pasukan Mataram, Belanda menyerang Bangil . Kota Bangil di pertahankan
mati-matian, hingga banyak menimbulkan korban dari kedua belah pihak, termasuk
Untung Suropati.
D. Perjuangan pangerandiponegoro
Dengan segala siasat, belanda
berhasil menanamkan pengaruhnya di kerajaan Mataram. Rakyat ditindas dengan
beban berat seperti kerja rodi dan diberlakukannya bermacam-macam pajak.
Kerajaan Mataram pun dipecah menjadi 4 kerajaan kecil yaitu Surakarta,
Jogjakarta, Mangkunegara, dan Paku alaman. Cara hidup sebagian bangsawan
Mataram sangat dipengaruhi oleh Belanda, sehingga menyimpang dari norma ajaran
Islam.
Melihat keadaan itu Rden Mas
Ontowiryo(Pangeran Diponegoro) dari kasultanan Yogyakarta berkeinginan mengusir
Belanda. Perang dimulaisetelah Belanda membuat jalan melalui makam leluhur
Pangeran Diponegoro. Berlangsung tahun 1825-1830 dengan pusat pertahanan di
Selarong. Pimpinan yang membantu pangeran Diponegoro dalam perang ini adalah
pangeran Mangkubumi, Kiai Mojo, dan Sentot Pawirodirjo. Diponegoro menggunakan
siasat perang gerilya. Siasat ini berhasil. Perang kemudian meluas kedaerah
Banyumas, Kedu, Surakarta, Semarang, Demak, Grobogan, Rembang, dan Madiun.
Karena
kualahan, Jendral De Kock melakukan suatu tipu muslihat denan cara menyerah.
Belanda menyusun strategi untuk berpura-pura ingin melakukan perundingan untuk
menangkap Pangeran Diponegoro. Perundingan dilaksanakan di Magelang, Pangeran
Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Menado yang kemudian dipindahkan ke
Makasar sampai wafatnya tahun 1855.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar