MAKHLUK HIDUP dan KEHIDUPANNYA
Semua
makhluk hidup membutuhkan makhluk hidup lain makhluk hidup juga
membutuhkan lingkungan sebagai tempat tinggal. Manusia membutuhkan
tumbuhan dan hewan lain sebagai sumber makanan. Manusi
membutuhkan tempat tinggal, maka digunakanlah pasir, batu, papan, dan
besi untuk membangun rumah. Nah, berarti manusia memiliki ketergantungan
pada makhluk hidup lain dan lingkungannya.
A. HUBUNGAN ANTARMAKHLUK HIDUP
Jika
kamu berada di alam terbuka, amati lingkungan sekitar dengan saksama.
Perhatikan berbagai makhluk hidup yang ada di kebun sekolah, danau,
kolam ikan, atau sawah. Disana, kamu makhluk hidup yang ada saling
berhubungan. Kupu-kupu hinggap di bunga. Semut bergerombol di pohon
jambu air. Burung pipit mematuk padi di sawah. Bebek berenang mencari
makan.
Tahukah
kamu bahwa hubungan antarmakhluk hidup sangat penting? Setiap makhluk
hidup bergantung pada makhluk hidup lain. Tidak ada satu makhluk hidup
pun yang dapat hidup sendiri. Kupu-kupu tidak mendapat makanan jika
tidak ada bunga. Tumbuhan berbunga tidak berkembang biak dengan baik apabila tidak ada kupu-kupu. Semua makhluk hidup saling membutuhkan.
Hubungan erat yang khas antara 2 jenis makhluk hidup yang hidup bersama disebut simbiosis. Ada beberapa jenis simbiosis yang diuraikan sebagai berikut.
1. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis
mutualisme adalah hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Contohnya adalah hubungan antara kupu-kupu dan tanaman berbunga, serta
hubungan antara kerbau dan burung jalak.
Hubungan
antara kupu-kupu dan tanaman berbunga mudah kamu amati. Demikian juga
hubungan yang terjadi antara lebah dan bunga. Kupu-kupu memerlukan bunga
karena bunga menyediakan nektar sebagai makanannya. Bunga membutuhkan
kupu-kupu karena gerakan bagian tubuh kupu-kupu dapat mengakibatkan
jatuhnya serbuk sari ke atas kepala putik. Serbuk sari adalah alat
kelamin jantan pada bunga, sedangkan putik merupakan alat kelamin betina
pada bunga. Pertemuan antara serbuk sari dan putik menyebabkan
terjadinya penyerbukan. Denagn penyerbukan, tumbuhan berbunga dapat
berkembang biak. Hubungan antara kerbau dan burung jalak memberi
keuntungan kepada kedua belah pihak. Burung beruntung karena dapat
memakan kutu dan lalat yang ada di tubuh kerbau. Kerbau beruntung karena
terbebas dari gangguan kutu dan lalat.
2. Simbiosis komensalisme
Simbiosis
komensalisme adalah hubungan yang menguntungkan satu pihak, sedangkan
pihak lain tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.
Contohnya
adalah hubungan antara anemon laut denagn ikan badut, hubungan antara
ikan hiu dan ikan remora, serta hubungan antara tumbuhan paku dengan
pohon besar.
Hubungan
antara anemon laut dan ikan badut terjadi di laut. Anemon laut adalah
hewan laut yang tampak seperti tumbuhan bercabang banyak. Ikan badut
memanfaatkan anemon laut sebagai tempat persembunyian. Ikan badut dapat
segera bersembunyi diantara tubuh anemon laut saat menhindari musuhnya.
Ikan badut beruntung karena selamat dari kejaran musuh, sedangkan anemon
laut tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.
Hubungan antara ikan remora dan hiu juga terjadi di laut. Makanan ikan hiu adalah hewan laut lain. Nah, ikan remora ikan remora memakan sisa-sisa makanan yang jatuh. Jadi ikan remora beruntung karena mendapat makanan. Sedangkan ikan hiu tidak mengalami kerugian atau keuntungan.
Hubungan
antara paku dan anggrek denga pohon besar banyak terjadi di dalam
hutan. Di hutan, berbagai jenis tumbuhan paku dan anggrek hidup menempel
di batang pohon. Tumbuhan ini dapat membuat sendiri makanan. Tumbuhan
paku dan anggrek hanya membutuhkan tempat tinggi agar mudah memperoleh
cahaya matahari. Oleh karena itu, tumbuhan paku dan anggrek beruntung
karena dapat menempel di batang pohon. Sementara itu, pohon yang
ditumpangi tidak rugi dan tidak untung.
3. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis
parasitisme adalah hubungan yang menguntungkan satu pihak, sedangkan
pihak lain dirugikan. Contohnya adalah kutu yang hidup di tubuh hewan
atau bunga raflesia yang hidup di tubuh inangnya.
Hubungan
antara kutu dan hewan selalu merugikan hewan yang dihinggapi kutu.
Hampir semua hewan yang berambut dapat dihinggapi kutu, misalnya,
kucing, anjing, dan kerbau. Hewan berbulu juga mudah dihinggapi kutu,
misalnya ayam dan berbagai jenis burung. Kutu-kutu itu menghisap darah
dari tubuh hewan yang dihinggapinya. Kutu beruntung karena memperoleh
makanan, sedangkan hewan yang dihinggapinya merugi.
Hewan merasa gataldi kulit dan pertumbuhannya tidak sehat.
Hubungan
bunga rafflesia dan tumbuhan inangnya uga hanya menguntungkan bunga
rafflesia, sedangkan tumbuhan inangnya merugi.. bunga rafflesia
menghisap makanan yang dibuat tumbuhan inangnya. Akibatnya, bunga
rafflesia tumbuh subur, sedangkan tumbuhan inangnya lama-kelamaannakan
mati. Selain bunga rafflesia, tumbuhan yang hidup parasit adalah benalu
dan tali putri.
B. HUBUNGAN MAKLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM
Sekarang,
kamu belajar tentang hubungan makhluk hidup dan lingkungannya. Dengan
menyadari adanya saling ketergantungan antara makhluk hidup dan
lingkungannya, kamu akan lebih mengharagai semua ciptaan Tuhan itu.
Di
semua tempat terjadi hubungan saling ketergantungan antara makhluk
hidup dan lingkungannya. Di sawah, kolam, kebun, sungai, danau, dan
laut, berbagai makhluk hidup tinggal bersama. Tempat berlangsungnya
hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dan lingkungannya
disebut ekosistem. Sawah, kolam, kebun, sungai, danau, dan laut adalah
bentuk ekosistem.
Ekosistem dibedakan atas 2 bentuk , yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alam meliputi antara lain hutan, sungai, danau, laut, padang pasir, dan kutub. Ekosistem buatan meliputi antara lain sawah, ladang, kebun, kolam, dan akuarium.
Setiap
ekosistem memili beberapa anggota, baik makhluk hidup maupun benda
tidak hidup. Makhluk hidup yang berhubungan dengan makhluk lain disebut
komunitas. Jadi, komunitas adalah kelompok makhluk hidup berbeda yang
tinggal bersama dalam suatu lingkungan tertentu. Misalnya, komunitas di
ekosistem terdiri dari harimau, monyet, ular, dan pohon jati.
Mari kita pelajari beberapa ekosistem yang lebih mendalam.
1. Ekosistem Hutan
Hutan
merupakn ekosistem alam yang terbesar di darat. Anggota ekosistem hutan
sangat beraneka ragam dan banyak sekali. Di hutan, tumbuh berbagai
jenis tumbuhan mulai dari yang kecil hingga besar. Ada rumput, rotan,
jati, dan pohon buah-buahan. Begitu pula, berbagai hewan tinggal disana.
Ada ular, monyet, harimau, burung, semut, dan jangkrik. Benga tidak
hidup yang ada di hutan antara lain tanah, air, dan batu. Jadi, anggota ekosistem hutan antara lain monyet, harimau, rotan, pohon jati, tanah dan batu.
2. Ekosistem Sawah
Sawah merupakan ekosistem
buatan manusia. Anggota ekosistem sawah tidak terlalu banyak. Kehadiran
anggota ekosistem ini diawasi manusia. Anggota yang merugikan anggota
utama, pasti dibasmi. Anggota utama ekosistem sawah adalah padi.
Padi diperkembangbiakan sebanyak dan sebaik mungkin. Sebaliknya, rumput
liar dan belalang dibasmi. Benda tidak hidup yang ada di sawah adalah
tanah dan air. Anggota ekosistem sawah antara lain padi, rumput,
belalang, burung pipit, tanah, dan air
3. Ekosistem Kolam Hias
Di
taman yang luas, biasanya terdapat kolam hias. Ada kolam yang kecil,
adapula kolam yang besar. Adakah kolam hias di rumahmu? Anggota kolam
beraneka ragam. Jenis dan jumlah anggota kolam ditentukan
pula oleh manusia. Oleh karena itu, kolam hias termasuk ekosistem
buatan. Anggota kolam hias antara lain ikan mas, katak, teratai, eceng
gondok, air, batu, dan patung.
4. Ekosistem Kebun
Kebun
termasuk ekosistem buatan. Anggota ekosistem kebun lebih banyak
daripada ekosistem sawah. Anggota ekosistem kebun antara lain pohon
nangka, pohon rambutan, cabai rawit, singkong, ulat bulu, kadal,
jangkrik, dan pagar kayu. Tentu saja, anggota ekosistem kebun di
sekolahmuberbeda dengan anggota ekosistem kebun yang lain.
C. RANTAI MAKANAN
Tidak
ada satu pun makhluk hidup yang dapat hidup sendiri. Di antara berbagai
makhluk hidup terdapat saling ketergantungan. Ketergantungan makhluk
hidup pada makhluk hidup lain, umumnya dalam hal makan-memakan.
Misalnya, tikus makan biji padi. Oleh karena itu, tikus bergantung pada
padi. Ular sawah makan tikus. Oleh karena itu, ular sawah bergantung pada tikus.
Tikus
dan ular sawah tidak dapat membuat makanannya sendiri. Hewan-hewan ini
memakan makanan yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu, hewan
disebut konsumen atau pemakai. Sementara itu, padi dapat membuat makanan
sendiri. Bahkan, padi menyediakan makanan bagi
makhluk hidup lain, misalnya untuk tikus. Oleh kerena itu, padi dan
semua tumbuhan hijau disebut produsen atau penghasil.
Hewan
yang memakan produsen (tumbuhan) disebut konsumen tingkat I. Hewan yang
memakan konsumen tingkat I disebut konsumen tingkat II. Hewan yang
memakan konsumen tingkat II disebut konsumen tingkat III. Ekosistem
biasanya memiliki hingga konsumen tingkat IV, atau disebut konsumen
puncak, karena tidak dapat lagi dimakan oleh hewan lain. Misalnya elang.
Pada gambar di atas, padi dimakan belalang. Belalang dimakan ayam. Ayam dimakan ular, dan ular dimakan elang. Perjalanan makan memakan seperti ini membentuk suatu rantai sehingga disebut rantai makanan.
D. PENGARUH PERUBAHAN LINGKUNGAN
Rantai
makanan tidak akan terputus selama semua mata rantai makanan tersedia.
Artinya, rantai makanan di sawah akan terus terbentuk jika ada padi,
tikus, dan ular sawah. Jika tidak ada padi, maka tikus akan kelaparan.
Akhirnya, banyak tikus yang mati. Jika tidak ada tikus, maka ular sawah
juga kelaparan. Keadaan menjadi gawat jika ular sawah mencari mangsa
lain, misalnya anak itik atau anak ayam peliharaan pendududk. Jadi, setiap perubahan lingkungan berpengaruh terhadap berlangsungnya kehidupan.
Berbagai hal menyebabkan lingkungan berubah, misalnya adanya pencemaran, kebakaran hutan, dan penebangan pohon.
1. Pencemaran
Pencemaran
atau polusi dapat merusak tanah, air, dan udara. Pencemaran tanah dapat
pencemaran tanah pasti menjadikan tanah tidak subur. Akibatnya, tanah
tidak dapat ditanami. Pencemaran air merusak kehidupan air. Tumbuhan dan
ikan yang hidup di air akan mati keracnan. Pencemaran uudara
menimbulkan penyakit saluran pernapasan.
Pencemaran
sungai tidak hanya menyebabkan pemandangan yang buruk, tetapi dampak
yang lebih buruk lagi adalah rusaknya kehidupan di dalamnya. Air sungai
yang keruh bahakan pekat, tidak memungkinkantumbuhan dan ikan untuk
hidup. Mengapa bisa begitu? Air yang amat keruh tidak dapat ditembus
cahaya matahari, padahal cahaya matahari diperlukan untuk melakukan
fotosintesis. Jika tidak tumbuhan, ikan pun tidak dapat hidup. Kamu
telah megetahui bahwa hewan bergantung pada tumbuhan. Jika tidak ada
tumbuhan dan ikan, kebutuhan manusia pada sumber makanan dari ikan air tawar pun tidak akan tercukupi.
2. Penebangan dan Kebakaran Hutan
Bagi
manusia, hutan mempunyai peran yang sangat penting. Dari hutan, manusia
mendapat kayu untuk membuat rumahdan berbagai furnitur. Hutan juga
menyimpan persediaan air tanah yang amat besar. Pepohonan di hutan
melindungi permukaan bumi dari banjir dan tanah longsor. Mengapa?
Akar-akar pepohonan dapat menahan air di dalam tanah. Pepohonan dapat
melindungi tanah dari terjangan air tanah.
Akan
tetapi, keserakahan manusia dapat mengubah segalanya. Karena ingin
membuka lahan bagi industri atau perusahaannya, segelintir orang
melakukan penebangan pohon dan membabat semak belukar. Untuk mempermudah
dan mempercepat pekerjaannya, mereka melakukan pembakaran. Namun
demikian, sering kali pembakaran itu menjadi tidak terkendali.
Akibatnya, terjadilah kebakaran hutan.
Kebakaran hutan merusak keseimbangan lingkungan. Berbagai
hewan dan tumbuhan mati terbakar. Asap pun mengepul ke segala penjuru
mengakibatkan pencemaran udara. Asap mengakibatkan kegiatan manusia
terganggu. Asap menimbulkan penyakit saluran pernapasan membuat manusia
menderita.
Setelah kebakaran selesai, hutan menjadi gundul. Hutan yang gundul mengakibat tanah longsor dan banjir.
Wah,
ternyata penebangan dan kebakaran hutan mengakibatkan kerusakan
lingkungan yang sangat parah. Oleh karena itu, berbagai cara harus
dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan. Terkadang, kebakaran hutan
terjadi karena hal-hal yang tidak disengaja, misalnya karena musim
kemarau yang berkepanjangan. Untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan,
departemen kehutanan mengaktifkan polisi hutan untuk melakukan
penanganan keadaan darurat. Polisi hutan juga berusaha mencegah
terjadinya penebangan dan perburuan liar, serta pencurian kayu.